LIPUTANONE.COM - Tokoh legendaris pemikir dalam ilmu ekonomi dunia,dalam pembahasan teori ekonominya kisaran rumah tangga produksi sebagai pemilik sumber alam yang tersedia dengan faktor-faktor produksi berupa sumberdaya manusia sebagai alat kelancaran rumah tangga produksinya yang di jalankan melalui politik ekonomi pada waktu itu.realitanya bagai mana bangsa Belanda memperluas sistim imprealisme ya(VOC)terhadap bangsa Indonesia.
Dari kajian-kajiantersikap secara eksplisit pratek-pratek perekonomian secara mikro yang terealisasi secara mikro yang terealisasi dalam bentuk golongan ekonomi kuat,melalui kekuatan yang ada padanya dengan tujuan mengeksplorasi kaum ekonomi lemah dalam bentuk barang dan jasa.
Bahwasanya ekonomi tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia,dimana manusia berkeinginan untuk memajukan individualnya baik keinginan batiniah maupun keinginan lahiriah,dari segi batinia orang boleh dikatakan sudah mendapatkannya baik langsung ataupun tidak langsung.lain halnya keinginan dari segi lahiriah,keinginan timbul yang di aplikasikan dalam bentuk fisik yang hakekatnya untuk pemenuhan kebutuhan tersebut amatlah sulit untuk diperdapat. mengapa hal ini bisa terjadi?.
Bahwa sulitnya pemenuhan kebutuhan yang ditimbulkan oleh keinginan yang pengaplikasiannya berupa fisik antara lain,terdapatnya kepincangan-kepincangan yang terjadi antara yang ingin hidup secara berlebihan dengan ekonomi lemah"gross towth"yang hidup secara kekurangan.terjadinya kepincangan ini seperti penulis amati baik itu berupa audio visual dan media lainya,hal ini dapat diutarakan sebagai mana yang terjadi,kalau dilihat dari segi makanan yang dikomsumsi,jumlah makanan yang dikomsumsi "gross Roth" berbanding terbalik dalam bentuk "gizi".menurut ilmu kesehatan bahwa gizi tersebut dipergunakan untuk pembentukan organ tubuh serta menimbulkan kalori bila bekerja,ditingkat pendidikan mengecap pendidikan sampai kepuncak pendidikan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan "gross towth"hanya sampai taraf tulis/baca,sedangkan pendidikan potensial sekali dalam rangka menambah wawasan yang akan melahirkan produk-produk yang akan dinikmati,dalam bidang praktek sebutlah untuk bertani,bertulang,apabila kalori yang akan keluar dari seseorang yang akan bekerja tersebut tidak mencukupi juga tidak akan menghasilkan apa yang diharapkan.
Terjadinya kepincangan-kepincangan antara kalang atas dan bawa pada prinsipnya kalangan atas menghendaki tentang kelestarian kekuatannya (power)dibidang ekonomi,untuk melestarikan kekuatan tersebut alat yang sempurna tidak lain adalah melalui kekuasaan yang ada padanya yang di hempaskan kepada kaum ekonomi lemah.
Penghempasan yang dilakukan oleh kaum ekonomi kuat kepada kaum ekonomi lemah lewat tradisi-tradisi kaum ekonomi kuat berupa tindakan-tindakan atau pola kehidupan serba mengkonsumsi yang berlebihan yang tidak terjangkau oleh kalangan ekonomi lemah,sedangkan sama kita ketahui bahwa sifat dari manusia tidak memandang kaya atau miskin selalu berkeinginan yang tidak puas,sebagai kajian lanjutan kita bisa melihat perbandingan yang terjadi,di mana seorang petani berkeinginan untuk menikmati makanan yang bergizi,untuk mendapatkan makanan yang bergizi tersebut tentu membutuhkan daya dan upaya berupa tenaga dan uang.
Sedangkan tenaga sumbernya dari kalori yang dikomsumsi,secara fisik jika kalori tersebut dikembalikan pada sumbernya berasal dari produk nabati dan produk hewani.Dari produk nabati berupa pengumpulan hasil pertanian ,hasil pertanian banyak dikuasai ekonomi atas sebab dengan modal yang ada padanya sehingga harga bisa di atur menurut kemauannya.akibat harga yang telah diatur oleh kalangan ekonomi atas mau tidak mau kalangan ekonomi lema demi kebutuhan terpaksa memenuhinya dengan jalan pinjam sana pinjam sini,akhir kata mata kaum ekonomi atas melirik kesebuah lembaga keuangan dengan tingkat suku bunga yang tidak sebanding dengan laba diperoleh.
Dari sekian uraian diatas ada satu hal penting yang dapat mempengaruhi tatanan kehidupan,yakni tradisi yang sifatnya konsumsi sekunder,sebagai contoh bila seorang petani berkeinginan untuk merobah nasibnya dengan bermodalkan secuil ilmu dibidang kepertanianya mereka berangkat meninggalkan kampung halamannya dengan harapan bisa selaras dengan yang hidup di kota,bukanlah sama dengan hidup di kampung yang ditinggalkannya dikota kita dituntut bekerja siang dan malam demi mendapatka hidup yang layak.
Hidup layak membutuhkan ilmu pengetahuan dan modal maka sipetani yang tidak mempunyai kompetensi sama sekali terkatung-katung dikota tanpa ada kepedulian ,sedangkan desa menanti tangan-tangan yang mengolahnya,hal ini relevan sekali ribuan anak perdalaman terlantar di sejumlah kota.mereka yang datang diajak teman itu semula ingin melanjutkan pendidikan atau mengobah nasib,namun sebagian anak yg tidak ada skil terkatung katung dikota menimbulkan pemukiman kumuh yang tidak terkendali serta terjadinya pengangguran yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan sama sekali .hal ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan atas untuk di pekerjakan dengan upah yang sangat rendah sekali sehingga tidak mencukupi bagi keluarga mereka.
Sebagai contoh nasib buruh-buruh yang gajinya dibawah upah standar kebutuhan fisik menimum,(KFM)secara ekonomi hidup hanya dengan penerimaan dibawah standar,sungguh sangat berat bagi buruh jikalau menghidupi anak dan istrinya.mereka tidak dapat tidak termasuk dalam barisan manusia yang hidup dibawah garis kemiskinan "ABSOLUT"atau kalou mau mengintip maka mereka ini adalah orang-orang yang hidup dalam perkembangan kearah keadaan serba sengsara.(*Gl)
0 Komentar