LIPUTAN ONE

test banner SELAMAT DATANG DI WEBSITE "LIPUTAN ONE"

Pemerintah Di Tuding Lamban Dalam Penanganan Gajah Liar Di Desa Cangge, Lawet Dan Langoe Kecamatan Pante Cermin

 


LIPUTANONE.COM - Sejumlah kawanan  gajah liar dilaporkan kembali memasuki perkebunan milik warga di tran Desa Langoe, Kecamatan Pante cermin, kabupaten Aceh barat. Senin 28/08/23.


Akibatnya  Berapa kebun tanaman produktif  milik petani di daerah itu rusak parah Akibat ulah Sekawanan hewan liar  di lindungi tersebut. 


Menurut keterangan Salah Seorang petani di desa Langoe, Zuliaden (53) yang juga kebunnya jadi Sasaran dari keganasan  sekawanan  gajah liar itu, kepada awak Media ia mengatakan, puluhan ekor Gajah tersebut datang dari kawasan hutan belantara yang berbatasan langsung dengan perkebunan miliknya. 


"Sudah 2(dua) tahun  terakhir ini kawanan gajah acap masuk ke kebun kami dan merusak tanaman kelapa sawit para petani disini, dan sejumlah  tanaman produktif  lainnya, "rata-rata yang dimakan itu adalah pucuknya pak  ” ungkap Zuliaden. 


Menurut Pria yang Akrap di sapa Raden itu, dirinya bersama Warga dan petani setempat, sudah berupaya mengusir gajah Tersebut untuk keluar dari perkebunan mereka , dengan berbagai Cara, termasuk dengan cara berjaga malam, secara bergantian. 


"Kami sangat berhatap kepada pihak Pemerintah kabupaten Aceh Barat melalui dinas BKSDA dan dinas terkait lainnya, tolonglah sedikit perhatianya  kepada kami para petani disini, karena Masalah Gajah Liar ini sudah Sangat meresahkan, Kami berharap Pemerintah segera turun tangan menangani, sekaligus memberikan solusi, terkait hewan liar ini, jangan nanti kami yang disalahkan pak'  ketiika kami Bertindak melakukan  hal- hal yang tidak di inginkan, apa bila pemerintah Tidak  segera mengambil Tindakan segera  Terhadap persoalan ini., "ujar Raden. 


Dari keterangan Raden Juga diperoleh informasi Bahwa Dalam sebulan terakhir puluhan hingga ratusan Batang  tan

Kelapa Sawit Petani setempat tidak bisa berproduksi lagi, Layu dan Mati Total, 


Hal Senada juga disampaikan TGK Maulana, menurut pengkuannya  Dalam sebulan terakhir puluhan hingga ratusan pohon Sawit Petani  terpaksa harus di babat Habis  lantaran mengalami  kerusakan parah. 


" jadi, pohon kelapa sawit yang tidak bisa poduksi lagi itu pak, karena pucuk dari setiap Pohon Sawit serta dahan mudanya itu habis dimakan oleh kawanan gajah liar tersebut, akibatnya pohon-pohon kelapa Sawit itu Layu, hangus Seperti kena bakar, yaa mau tak mau terpaksa harus di babat habis, Sementara untuk tanaman penggantinya  Kan memerlukan Biaya lagi pak" ,"Tutur TGK maulana. 


TGK Maulana yang juga tercatat Sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama ( MPU) kecamatan Pante cermin itu "menjelaskan kerusakan Permanen kebun masyarakat akibat Hewan liar tersebut yang terjadi di Trans Langoe Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat sejak dua  tahun terakhir ini  marak  terjadi. Bahkan Hewan Liar tersebut  pada malam Rabu  kemarin Juga Merusak Tanaman kelapa Sawit yang  Berada di perkarangan Musalla Desa Trans Lango sebanyak 10 batang, " Imbunya. 


"Meski tidak  ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun sebagian besar tanaman kelapa sawit  pucuknya hancur dan rusak Berat, "kata Tgk Maulana. 


Sementara itu Kepala Desa ( Geuchik ) Langoe Zubir Mausuhut, S. Ag. Pihaknya menagaku sudah Sering Menerima Laporan dari Masyarakat, terkait sekawanan  gajah liar, yang merusak tanaman kelapa sawit milik para petani di desa langoe, yang berjumlah  lebih dari 5 ekor ekor tersebut, sehingga menimbulkan kerugian di masyarakat khususnya petani Trans Langoe, " Tutur Kecik Langoe. 


"Hama terbesar di dalam perkebunan area trans ini adalah masalah gajah, jadi sudah sering juga kami sampaikan ke dinas terkait namun sejauh ini  belum ada tanggapan yang serius, " Ungkap Mausuhut. 


Lebih lanjut Geuchik Langoe menambahkan, bahwa gangguan hama gajah itu malah  hampir setiap malam sejak  Bulan Juli hingga Agustus ,dan semua kebun yang berdekatan dengan perbatasan pinggiran hutan belantara menjadi sasaran empuk dari gajah-gajah  liar tersebut, Ujarnya. 


"Yang terparah Ini sebenarnya sudah semenjak 3 tahun yaitu sejak tahun 2021 hingga 2003  namun  yang terparah pada bulan Agustus ini, bahkan Semalam juga gajah-gajah liar itu terang terangan  berpatroli  dari kebun yang satu  ke kebun lainya milik petani di sini, "ujar Pak Geuchik langoe. 


Berdasarkan Data Yang berhasil dihimpun LIPUTANONE, sejak awal Agustus hingga sekarang jumlah petani  kebun yang terdampak langsung Dari Keganasan Gajah- gajah liar itu  mencapai 20 orang , yang berasal dari beberapa desa di Kecamatan Pante Cermin  kabupaten Aceh barat, Masing-masing

1.Tgk lailan Maulana, 2.Umar Dani, 3, Zainal Abidin,

4.Abdul Samad, 5. Zulkifli  6.Ismail  7.Hardi  8.safrijal  

9.Nardi, 10.Bustami,  12.Faisal  13.Tami  14.cut wahap,  15.Mawardi, 16. Saidi,  17. bahagia, 18.raja wali, 19.Bahron, 20.Saddam Husein. para petani yang menjadi korban  Akibat Kebunnya dimasukin dan dirusak oleh sekawanan gajah liar itu mengalami kerugian puluhan juta rupiah.


Lebih lanjut Geuchik langoe menambahkan selama ia menjabat sebagai Geuchik di desa langoe sudah 10 bulan yang terparah itu ada tiga kasus terkait gajah liar tersebut

dan hal itu juga sudah pernah ia laporkan kepada dinas terkait. 


"Pada bulan Februari tahun 2023 

Saya laporkan kepada dinas terkait namun tidak ada juga respon selanjutnya pada bulan Mei tahun 2023 saya juga melaporkan kasus terkait gajah liar ini yang kedua kalinya karena ggajah-gajah ini sudah berkeliaran ke daerah-daerah desa cangge, Lawet, Dan langoe. Bahkan sudah pernah juga kami muat di 

Salah satu media online namun tidak ada juga respon sama sekali, " Ungkap Geuchik langoe


Dirinya bersama petani-petani lainnya merasa sangat kecewa atas sikap pemerintah dan dinas terkait yang bersikap dingin  dan terkesan acuh dalam hal penanganan gajah tersebut. 


Untuk diketahui, konflik gajah liar di kawasan Pante Cermin  tersebut telah berlangsung sangat  lama, bahkan sudah cukup banyak tanaman perkebunan petani dirusak. Meski sudah dihalau, gajah itu selalu kembali ke pemukiman warga.


“Harapan kami  agar bisa segera cepat ditangani oleh BKSDA, sehingga tidak terjadi lagi konflik satwa dengan manusia, apalagi gajah juga hewan dilindungi, "pungkasnya.




(Dedy Surya)

Posting Komentar

0 Komentar